Senin, 29 Oktober 2012

Randall Collins

Pada tahun 1975 Randall Colins menerbitikatkan buku berjudul Konflik Sociology. Buku ini dimaskkkan sebgai kerangka teoritis yang umum untuk sosiologis sebagai suatu disiplin ilmu ilniah dan mendasarkan nya pada landasan peri.laku kehidupan riil dari individu dan pola-pola interaksi ditingkat mikro. Colins sampai sejauh Ini merupakan seorang ahli teori yang paling mudah. Dia lahir tahun 1941, menerima pendidikan sarjana Di Universitas Harvard, dan meneriama doktornya dari universitas California Berkeley. Karir akademisnya sejauh ini sudah pernah di Universitas California San Diego, dan universitas Virginia di Charlottesville. Sturuktur sosial dalam perspektif Colins apakah ditingkat mikro, kelompok persahabatan atau ditingkat makro organisasi birokratis yang besar, misalnya hanya terdiri dari pola-pola interaksi yang dilulang-ulang.Pergaulan pola-pola interaksi itu sangat serimg terjadi karena manusia mampu mengingat interaksinya dimasa lampau dan mengantisipasi yang akan datang. Struktur sosial tidak mempunyai eksisitnsi objektif yang terpisah dari pola-pola interaksi yang berulang- ulang ini

DINAMIKA KONFLIK INTERAKSIONAL 

Colins secara eksplisit mengambil pandangan interaksionalisme simbol (dan fenemenologi) yang mengatakan bahwa m anusia dalam suatu dunia simbol dikonstruksikan secara sosial. Akibatnya kenyataan subyektif individu itu dirembukkan kembali secara terus menerus. Suatu sumber konflik yang utama dalam kehidupan sosial hasil adari usaha manusia untuk mempengaruhi atau mengontrol definisi-defenisi dari ornga lain untu memperbesar keruntungan pribadinya dalam perjumpaan atau pertemuan antar pribadi. 

Pada tingkat mikro stratifikasi tercernin dalam hubungan dominasi dan kepatuhan. Pada tingkat makro stratifikasi itu tercermin dalam perebedaan kontrol atas berbagai macam sumber oleh kelomok-kelompok yang berbeda atau kategori-kategori orang. Pada tingkat mikro hubungan dominasi dan kepatuhan disimbolkan oleh ritus-ritus rasa hormat , dimana orang yang statusnya rendah diharpakan untuk demikian juga sikap pada umumnya apabila mereka berinteraksi dengan orang yang tinggi statusnya, dalam keadaan dimana tidak ada konflik terbuka. 

Selaian analisa mengenai proses ditingkat mikro, Colins berusaha untuk menjelaskna proses-proses sosial dalam organisasi yang sangat kompleks dan institusi sosial. Dia tidak membatasi didrinya pada konflik ekonomi, atau konflik dalam organisasi Birokratis. Modelnya ini relevan tidak hanya pada masyarkat industri modern tetapijug dengan masyarkat-masyarakt lainya serta tahap-tahap historis sebelunya. 

Colins juga menerima dan memperluas tekanan pada sumber-sumber materil untuk mempengaruhi posisi seseorang dalam sistem stratifikasi. Selain itu individud juga berbeda dalam kontrolnya terhadap alat produksi mental , produksi emosional dan kekerasan atau kekuasaaan memaksa alat produksi mental meliputi sistem pendidikan , misalnya : media massa seperti Colins katakan terciptanya solidaritas emonsional tidak menghentikan konflik melainkan merupakan salah satu alat utama yang digunakan dalam konflik . upacara-upacara emosional dapat digunakan untuk dominasi dalam suatu kelompok atau organisasi. Upacara-upacara itu merupakan wahana dengan mana persekutuan dibentuk dalam lperjuangan kelompok-kelompok lain dan upacara-upacara itu dapat digunakan untuk menentukan hirarki prestise status dimana beberapa kelompok mendominasi kelompok- kelompok lainnya dengan memberikan sesuatu yang ideal untuk menyamai kondisi-kondisi bawahan. 

Colind menekankan bahwa ancaman akan kekerasan atau paksaaan selalu lmeresakan selalu merupakan elemen yang potensial dalam setiap konflik. Dalam analisis akhirnya pembenaran idelogis untuk suatu persebaran otoritas tertentu atau hubungan emosioonal dengan masyarakat serta pemimpin-pemimpinnya tergantung pada persebaran perbedaan dalam alat paksaan kekerasan. 

RITUS INTERAKSI DAN INTERAKSI SOSIAL 

Sejalan dengan tekanannya pada proses-proses tingkat mikro, Colins menghubunkan tekanan Durkheim pada solidaritas ritual dengan analisa Gofman mengenai strategi-strategi yang digunakan dalam mementaskan penampilan-penampilan interaksional. 

Dalam sintesa Colins meskipun Gofman tidak membahas sturuktur sosial secara sistematis analisanya mengenai ritus sehari-hari dapat disatukan dengan pandangan Durkheom bahwa kenyataan masyaarkat itu sendiri tergantung pada ikatan solidaritas emosional yang diciptakan dan diperkuat melalui ritus-ritus. Sesungguhnya masyarkat tidak ada sebagai kenyataan objektif melainkan sebagai definis-definisi subjektif yang dimiliki bersama yang diciptakan dan dipertahankan melalui interaksi. 

Colins menekankan bahwa ritus-ritus interaksi ditingkkat mikro yang digambarkan oleh Gofman, mengungkapkan dan memperkuat sistem stratifikasi masyarakat. Misalnya mereka yang berada dalam posisi dominasi biasanya akan memperhatikan ketaatan ornga pada ritus yang memperlihatkan secara d ramatis dominasinya, danmemelihara serta mmperkuat ikatan emosional dari pada sub ordinat dengan keteraturan sosial yang ada. Ritus0-ritus seperti ini membantu meperkuat legitimasi persebaran kekuasaan dan ororitas yang ada. 

PEKERJAAN DAN HUBUNGAN OTORITAS 

Colins menekankan pekerjaan ( Occupation) sebagai aktor menentu utama terhadapa posisi kelas seseorang. Colins sejalan dengan Dahrendorf dalam melihart struktur otoritas dimana individu terliebat dalam pekerjaan sebagai dimensi paling penting untuk posisi kelan dan pandangan subyektif umunnya a dari orang itu atau kesadaran kelasnya. Colins menulis pasti perbedaan yang paling penting diantara situasi-situasi kerja adalah hubungan kekuasaan yang terdapat didalamnya( cara orang memberikan dan menerima perintah). Kelas-kelas berdasarkan pekerjaan pada intinya merupakan kelas-kelas kekuasaan dalam duni pekerjaan. 

Ada tiga kategori kelompok okupasional yaitu: pada lapisan atas hirarki itu adalah mereka yang memberikan perintih pada banyak orang, tetapi menerima perintah dari sedikit orang atau sama sekali tidak ada. Tingkat penengahan adalah mereka yang memberi perintah pada beberapa orang tetapi juga menerima perintah dari orang lain pada tingkat bawah adalah orang-orang seperti mandor, yang memberikan perintah pada bawahan yang sebenarnya menjlankan tugas-tugas fisik dari pada lain lagi diantara yang memberi dibawahnya. Perbedaan penting lainnya berhubungan dengan perbedaan dalam ratio antara yang memberi dan menerima perintah. Orang-orang itu lebih cenderung mempunyai kontak sosial yang luas diluar kelompok atau organisasi itu dimana mereka lebih dominan. Hal ini mempermudah kemampuan mereka untuk mempermudah kontrol atas sumber –sumber untuk mengkordinasi berbagai kegiatan para subordinatnya. 

Colins menggambarkan kebudayaan ini sebagai yang bersifat lokalistik sinis dan berorintasi pada masa kini. 
DINAMIKA KELOMPOK STATUS 

Colins mengemukakan bahwa orang-orang pada umumnya memulai dan mempertahankan hubungan sosial yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan atau memperbaiki status subyektifnya sebesar-besarnya. Ini berarti bahwa individu-individu memilih teman yang akan menerima identitas dirinya dan definisinya mengenai kenyataan sosial , dukungan sosial timbal balik harus diberikan dalam pertukaran. Kelompok status muncul dari usaha mereka yang memiliki sifat-sifat yang sama untuk saling memberikan dukungan sosial dan mempertahankan klaim statusnya melawan mereka yang berbeda. Kelompok- kleomok status tidak seluruhnya harus bersifat sederajat. Meskipun mereka yang termasuk dalam suatu kelompok status tertentu dapat mengklaim superioritas umunya atas mereka yang tidak masuk didalamnya, ada diferensiasi internal yang penting dalam bidang kekuasaan dan prestise dalam kelompok-kelompok status 

PENERAPAN MODEL INI 

Colins membuat proposisi semakin banyak orang yang diperintah dan semakin tampak syarat ketaatan yang dituntut, semakin dihormati dan semakin terkontrol perilaku non verbal seseorang ,mengenai pola sikap hormat ia mengatakan semakin tidak merata sumber-sumber kekuasaan seemakin tinggi keragaman komunikasi, semakin terinci ritus-ritus yang behubungan dengan sikap hormat, dan semakin kompleks standar yang diterapakan. Mengenai tingkat organisasi dia melihat semakin seseorng itu memberikan perintah atas nama suatu organisasi, semakin orng itu memihak pada organisasi itu, dan semakin besar seorang atasannya itu mengawasi perilaku bawahannya itu semakin besar bawahannya itu tunduk pada bentuk-bentuk perilaku dapat yang diamati yang dituntut dari padanya. Mengenai alat kekerasan semakin besar kepercayaan akan senjata-senjata mahal yang dipegang secara pribadi semakin perjuangan itu dimonopoli oleh suatu aristokrasi kastria-kastria yang independen, dan semakin besar pula staratifikasi masyarakat itu, dan semakin besar kepercayaan akan senjata-senjata mahal yang dipegang oleh suatu kelompok semakin besar pula tentaara mengambil bentuk hirerki komando sentral dan suatu kelompok subordinat yang terdiri dari tentara-tentara biasa. Sampel dari proposisi yang dirumuskan Colins ini dipilih dari beberapa daftar yang diberikan Colins dalam berbagai Bab itu.sampel ini memberikan gaya pembentukan proposisi yang eksplisit, selain itu proposisi-proposisi yang diambil iltu secara singkat merangkum banyak yang sudah kita diskusikan mengenai perspektif teoritis Colins secara keseluruhan.

2 komentar:

Cara berkomentar,
Jika Punya akun google atau akun yang tersedia, pilih salah satunya untuk login
tapi klo tidak mau repot, atau tidak punya pilih opsi name/Url. trus isi nama dan jika perlu URL kosong juga tidak apa-apa. trus masukkan komentar dan klik poskan komentar. sudah...... terima kasih atas komentar anda