Senin, 29 Oktober 2012

George Herbert Mead

George Herbet Mead lahir pada tahun 1863 di Massachusetts, tetapi pindah selagi masih kecil ke Oberlin, Ohio dimana ayahnya, Hiram Mead, mengajar. Hiram Mead pernah menjadi pendeta kongregasi di Massachuaetts. Ayah Mead meninggal sebelum dia tamat dari Oberlin. Ibunya, Elizabeth Storrs Billings, mulai mengajar di Oberlin dan akhirnya menjadi presiden Mount Holyoke College. Sesudah tamat dari Oberlin, Mead mengajar sekolah dasar tetapi 4 (empat) bulan kemudian dia dipecat karena mengusir terlalu banyak anak-anak yang suka ribut disekolah. Kisah singkat ini kemudian disusul dengan suatu periode dimana dia bekerja selama tiga tahun di Wisconsin Central Rail Road Company. Pada tahun 1887 Mead mendaftarkan diri di Universitas Harvard. Perhatian utamanya waktu itu adalah filsafat dan psikologi, Khususnya dia tertarik pada filsafat Hegel lewat gurunya, Josiah Royce. 

Sesudah setahun di Harvard, Mead mengikuti kebiasaan kebanyakan mahasiswa pada waktu itu yaitu pergi ke Eropa untuk melanjutkan studi. Tahun 1891 Mead kembali ke Amerika dan menduduki satu sebagai dosen untuk mata kuliah filsafat dan psikologi di Universitas Michigan, dimana dia bertemu dengan John Dewey dan Charles Horton Cooley. Mead tetap di Universitas Chicago dan Dewey pindah ke Kolumbia di tahun 1905. Tahun 1931 Dewey berikhtiar agar Mead bergabung dengan dia di Columbia, tetapi sebelum pengaturan perpindahan itu rampung, Mead meninggal. 

Mead adalah orang yang sederhana dan rendah hati, sangat betah di tengah-tengah lingkungan kota Chicago yang dinamis. Mead sangat yakin akan kemungkinan-kemungkinan perubahan sosial, selain itu Mead juga sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin. Darwinisme sosial merupakan unsur penting dalam perspektif ilmu sosial di Amerika selama Mead hidup, namun Mead bukanlah seorang Darwinis sosial.Khususnya,Mead tidak menganjurkan pendekatan laissez-faire dalam pertarungan antara yang kuat dan yang lemah; juga dia tidak melihat usaha-usaha perubahan sosial itu mencemarkan hukum-hukum evolusi alamiah.Namun dia menerima prinsip Darwinis bahwa organisme terus-menerus rerlibat dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bahwa melalui proses ini bentuk atau karakteristik organisme mengalami perubahan yang terus-menerus.Penjelasan Mead tentang pikiran atau kesadaran manusia yaitu dia melihat pikiran manusia sebagai sesuatu yang muncul dalam proses evolusi alamiah.dengan berfikir,individu serimg dapat melewati prosedur trial-and-error yang biasanya terjadi dalam perjalanan beberapa generasi jenis manusia yang bersifat subhuman.Salah satu contoh Mead adalah proses evolusi yang lama dimana binatang pemakan rumput seperti kerbau mengembangkan sistem pencernaannya untuk mencernakan rerumputan dan bebijian dipersingkat dalam dunia manusia dengan teknologi penggilingan halus dan masak.Tekanan pada fungsi praktis dan adaptif dari akal budi manusia sejalan dengan filsafat pragmatis,dia menempatkan masyarakat pada kedudukan sangat penting namun tak banyak membuat garis besar karakter masyarakat itu.Pusat perhatiannya ialah masalah-masalah filosofis.Perkembangan ide Mead mengenai masyarakat sebagian besar terbatas dalam hal menangani masalah-masalah ini,pembahasan itu menunjukan bahwa kehidupan kelompok manusia merupakan kondisi yang esensil bagi lahirnya kesadaran,pikiran,dunia obyek-obyek manusia sebagai organisma yang memiliki selves dan kelakuan manusia dalam bentuk tindakan. Walau dalam sejarah interaksi simbolis,Cooley dan Thomas merupakan tokoh terpenting,tetapi hanya filosofo George Herbert Mead,seorang warga Amerika awal abad ke sembilan belas dan seangkatan dengan mereka,yang sering dianggap sebagai sesepuh paling berpengaruh dari perspektif ini.

KOMUNIKASI DAN MUNCULNYA PIKIRAN

Dalam pandangan Mead, perspektifnya merupakan perspektif behaviorisme sosial.ini merupakan perluasan dari behaviorisme Watson, yang menurut Mead,tidaklah lengkap.Watson terus-menerus memusatkan perhatiannya pada perilaku nyata atau proses-proses psikologis yang dapat diukur.Perilaku menurut gerak-gerak refleks yang dipelajari atau yang sudah menjadi kebiasaan,rangsangan-rangsangan lingkungan,atau proses-proses psikologis,yang pada prinsipnya,semua itu dapat diukur secara ampiris.Dalam pandangan ini,psikologi ilmiah tidak dapat mencakup keadaan kesadaran atau proses mental yang tidak dapat diukur secara empiris. 

Meskipun individu dapat mempunyai pengalaman-pengalaman subyektif, sepertipengalaman emosional akan ketakutan, kemarahan, kegembiraan, tanpa suatu ekspresi dalam bentuk perilaku yang nyata, contoh : misalnya, seseorang mengalami ketakutan apabila dia menjadi sadar akan nafas dan denyut jantungnya yang cepat,urat-uratnya tegang.Sama halnya,proses berfikir dapat merupakan kesadaran individu akan getaran-getaran suara di bawah sadar yang dapat dirangsang yang mungkin dapat diukur secara empiris kalau instrumennya dapat ditemukan untuk mengukur kontraksi-kontraksi kecil pada urat-urat kerongkongan,seperti misalnya,orang dapat sering dilihat mengelumitkan bibirnya ketika sedang membaca. 

Menurut kebanyakan kaum idealis, seperti pengikut-pengikut Hegel di Jerman,berpendirian bahwa secara kualitatif manusia berbeda dengan binatang,dalam pengertian bahwa manusia memiliki kesadaran dan kemampuan-kemampuan mental yang tidak didikontrol oleh atau berhubungan dengan proses-proses fisiologis atau rangsangan-rangsangan lingkungan.manusia dapat berfikir,menilai ide-ide,merencanakan masa depannya,mengembangkan kepekaan moral dan estetisnya sedemikian sehingga nampak bebas dari proses-proses fisiologis atau rangsangan-rangsangan lingkungan. 

Pendekatan Mead tidak menyetujui atau menyangkal salah satu dari kedua posisi ini.Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bafwa model Watson yang hanya berupa stimulus-response,atau gerakan-gerak refleks yang dipelajari,tidak lengkap. Seperti Watson, Mead mengakui dasar filosofis dalam perilaku dan sering berhubungan dengan proses-proses neurologis.Seperti kaum idealis,Mead mengakui pentingnya kesadaran subyektif atau proses-proses mental yang tidak langsung tunduk pada pengukuran empiris yang obyektif.Mead sebaliknya mengemukakan bahwa pikiran merupakan suatu proses;dengan proses itu individu menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.Pikiran atau kesadaran muncul dalam proses tindakan.Proses komunikasi dan interaksi dimana individu-individu saling mempengaruhi,saling menyesuaikan diri, atau dimana tindakan-tindakan individu-individu saling cocok,tidak berbeda secara kualitatif dan proses berfikir internal. 

Mead berpendapat bahwa adaptasi individu terhadap dunia luar dihubungkan melalui proses komunikasi,yang berlawanan dengan hanya sekedar respons yang bersifat refleksi dari organisme itu terhadap rangsangan dari lingkungan.karena alasan inilah,Mead berpendapat bahwa posisinya adalah behaviorisme sosial. 

Isyarat versus simbol dalam proses komunikasi 

Dinamika proses komunikasi dapat digambarkan dalam “percakapan isyarat” pada binatang.Contoh Mead mengenai dua ekor anjing yang terlibat dalam suatu perkelahian, anjing yang satu mulai menggeram, memperlihatkan giginya, mengumpulkan tenaganya untuk menyergap lawannya. Anjing yang lain itu akan memberikan respons(kalau tidak lari) dengan menggeramkan, memperlihatkan giginya, mengambil posisi untuk membela atau balas menyerang. Anjing yang pertama tadi akan menyesuaikan dirinya dengan reaksi anjing yang kedua dengan memperbaiki kembali posisi badannya, mungkin dengan menggonggong atau yang lainnya. Proses ini adalah percakapan isyarat. Sebuah isyarat dalam konteks ini hanyalah fase pertama dari suatu tindakan keseluruhannya. Manusia juga berkomunikasi dengan isyarat, dalam kedua kasus ini, fase awal dari tindakan itu dapat merangsang orang lain untuk menyesuaikan prilakunya sendiri. Tidak harus ada suatu maksud dipihak orang itu untuk mengkomunikasikan pesan Orang itu hanya mulai dengan tindakannya sendiri yang merangsang orang lain untuk menyesuaikan tindakan-tindakannya. 

Komunikasi melalui isyarat-isyarat sederhana adalah bentuk yang paling sederhana dan yang paling pokokdalam komunikasi, tetapi manusia tidak terbatas pada bentuk komunikasi ini. Hal ini disebabkan karena manusia mampu menjadi obyek untuk dirinya sendiri (dan juga sebagai subyek yang bertindak) dan melihat tindakan-tindakannya seperti orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain, manusia dapat membayangkan dirinya secara sadar dalam perilakunya dari sudut pandangan orang lain. Karakteristik khusus dari komunikasi simbol manusia adalah bahwa dia tidak terbatas pada isyarat-isyarat fisik. Sebaliknya, dia menggunakan kata-kata, yakni simbol-simbol suara yang mengandung arti-arti bersama dan bersifat standar. Berlawanan dengan isyrat fisik,simbol-simbol bunyi dapat dimengerti oleh orang yang menggunakannya dalam cara yang praktis dan sebaliknya. 

Dalam pandangan Mead, karena kenyataan bahwa orang dapat mengalami suara atau arti dalam cara yang sama seperti dibuat orang lain, mereka dapat merangsang dirinya sendiri dalam cara yang sama seperti mereka dapat merangsang orang lain, misalnya orang yang sedang menyeberang jalan tidak dapat mendorong dirinya sendiri secara fisik untuk keluar dari jalan karena ada mobil yang sedang mendekat secara cepat. 
Proses berfikir 

Dalam pandangan Mead, hubungan antara komunikasi dengan kesadaran subyektif sedemikian dekatnya, sehingga proses berfikir subyektif atau refleksi dapat dilihat sebagai sisi yang tidak kelihatan dari komunikasi itu. Percakapan ini tidak terpisah dari keterlibatan-keterlibatan orang dalam hubungan sosialnya. Proses berfikir subyektif ini meliputi suatu dialog timbal-balik antara perspektifnya sendiri dengan perspektif orang lain yang terlibat(dalam percakapan itu). 

Apakah semua (proses) berfikir mencakup penggunaan simbol yang berhubungan dengan komunikasi nyata (overt) atau pengatasan masalah? Atau adakah bentuk-bentuk pikiran lain yang lebih pribadi sifatnya atau yang tidak berorientasikan pada pengatasan masalah? Banyak pola berpikir kita dalam saat-saat yang biasa dan tidak problematik mungkin terdiri dari lamunan, serangkaian gambaran-gambaran yang tidak jelas yang melintas dalam pikiran kita dalam suatu pola yang hampir tidak teratur. (Proses) berpikir setengah sadar ini juga tidak mencakup penggunaan kata-kata, seperti nampak jelas dalam kesulitan yang dihadapi banyak orang dalam menyatakan suatu reaksi yang bermakna. Tekanan Mead adalah pada jenis berpikir yang mencakup pengatasan masalah secara sadar atau komunikasi antarpribadi. Pikiran adalah proses penggunaan simbol internal atau yang bersifat tidak kelihatan. 

KONSEP DIRI DAN ORGANISASI SOSIAL 

Sesungguhnya konsep-diri seseorang mungkin merupakan obyek dari refleksi yang sadar tentang diri lebih daripada satu obyek apa saja di lingkungan eksternal, termasuk orang lain. Seringkali orang membedakan antara badan fisik dan konsep-diri. misalnya, badannya boleh mengalami cedera, tetapi sama sekali tidak berarti bahwa konsep dirinya juga rusak atau binasa; mereka mungkin mengalami suatu perasaan yang aneh seperti rasa sakit atau ketakutan, tanpa perasaan itu menjadi suatu komponen mengenai gambaran mereka tentang diri; atau mungkin mereka terlibat dalam perilaku serampangan. 

Mead mengemukakan bahwa konsep-diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung atau dalam suatu komunitas yang terorganisai. Individu menjadi obyek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai perilakunya sendiri seperti yang mereka inginkan.Penilaian ini meliputi suatu usaha untuk meramalkan respons orang lain dan meliputi penilaian akan respons-respons ini menurut implikasinya terhadap identitas individu itu sendiri. Contoh, seorang sersan dalam tugas militer mungkin tidak senang kalau hanya agar perintah-perintahnya ditaati; sebaliknya nada dan gema suaranya dan sikap umumnya akan dibuat sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa mereka yang ada dibawah dia tidak hanya taat tetapi juga takut terhadapnya dan mengakuinya sebagai sersan yang kuat. 
”I” dan “Me” sebagai Dua Dimensi Konsep-Diri 

Penjelasan Mead ialah bahwa diri atau self menjalani internalisasi atau interpretasi subyektif atas realitas (obyektif) struktur yang lebih luas. Diri”self” benar-benar merupakan internalisasi seseorang atas apa yang telah “digeneralisir orang lain” atau kebiasaan-kebiasaan sosial komunitas yang lebih luas. Dia merupakan produk dialektis dari ”saya”/”Me” atau impulsif dari diri dan “aku”/”I” atau sisi sosial manusia. Karena itu setiap diri seseorang terdiri dari biologisdan psikologis “saya” dan sosiologis ”aku”. Diri ini berkembang ketika orang belajar “mengambil peranan orang lain”. Menurut Mead orang tak hanya menyadari orang lain tetapi juga mampu menyadari dirinya sendiri. 

Dengan demikian orang tidak hanya berinteraksi dengan orang lain, tetapi secara simbolis dia juga berinteraksi dengan dirinya sendiri. Interaksi-simbolis dilakukan dengan menggunakan bahasa, sebagai satu-satunya simbol yang terpenting dan melalui isyarat. Dalam interaksi orang belajar memahami simbol-simbol konvensional, seorang penyanyi misalnya, tahu benar bahwa tepuk-tangan para penonton merupakan cermin rasa senang terhadap penampilannya. 
Tahap-tahap dalam perkembangan konsep diri 

Meskipun proses belajar bermasyarakat itu berlangsung selama hidup, Mead menekankan tahap-tahap yang dilewati anak-anak, karena secara bertahap mereka memperoleh suatu konsep-diri yang menghubungkan mereka dengan kehidupan sosial yang sedang berlangsung dalam keluarga mereka dan kelompok-kelompok lain dan akhirnya dalam komunitas itu secara keseluruhan, contoh seorang anak kecil itu diberikan suatu identitas sosial oleh orang tuanya dan yang lalu diperlakukan sedemikian rupa sehingga dia menyatakan dan memperkuat responsnya sesuai dengan identitasnya itu. Identitas yang ditawarkan kepada anak-anak secara bertahap berubah, begitu mereka tumbuh dan memperoleh keterampilan fisik dan sosial dan begitu dunia sosial mereka bertambah luas. 

Mead membedakan paling kurang 3(tiga) fase yang berbeda-beda dalam prosesi ini dimana individu belajar mengambil perspektif orang lain dan melihat dirinya sendiri sebagai obyek: 

v Tahap bermain 

Dimana si individu itu “memainkan” peran sosial dari seseorang yang lain. Misalnya, anak-anak akan “bermain” sebagai seorang polisi, seorang dokter dan lainnya yang mereka amati pada orang lain yang melaksanakannya. Tahap ini menyumbang perkembangan kemampuan untuk merangsang perilaku orang itu sendiri menurut perspektif orang lain dalam suatu peran yang berhubungan dengan itu. Tambahan pula, anak-anak memperoleh perasaan organisasi sosial yang dasar, atau cara peran-peran yang berbeda itu dihubungkan satu sama lain. 

v Tahap pertandingan (game) 

Muncul sebagai langkah berikut, para peserta dalam suatu pertandingan mampu menjalankan peran dari beberapa orang lain secara serentak dan mengorganisasinya dalam sutau keseluruhan yang lebih besar. contoh, orang yang melempar dan yang menangkap akan memberikan reaksi tidak hanya antara mereka sendiri, melainkan kepada orang yang memukul bola dan yang lari, penjaga luar, dan seterusnya. 

v Tahap Generalized other 

Dalam tahap ini terdiri dari harapan-harapan dan standar-standar umum yang dipertentangkan dengan harapan-harapan individu-individu secara khusus yang menurut harapan-harapan umum itulah si individu merencankan dan melaksanakan pelbagai garis tindakannya. Generalized other itu bisa mengatasi suatu kelompok atau komunitas tertentu secara transenden atau juga mengatasi batas-batas kemasyarakatan. Misalnya, seorang seniman, ahli filsafat dapat dengan sadar berusaha menkonstruksikan garis-garis tindakannya dengan cara yang memancing respons pada orang lain yang akan merupakan ungkapan dari kemanusiaan mereka bersama. Namun individu-individu tidak perlu menciptakan suatu warisan budaya yang permanen (kesenian, kesusastraan dan lain-lain) untuk menyatakan generalized other. Bilamana individu-individu itu menilai tindakan-tindakan atau kehidupannya sendiri menurit nilai-nilai universal atau kondisi kemanusiaan yang umum pada hakikatnya mereka mengambil peran dari generalized other itu. 

Mengambil peran orang lain sebagai dasar organisasi sosial 

Dalam pandangan Mead, organisasi defenisi-defenisi, sikap-sikap, konsep-diri individu yang bersifat internal (atau subyektif), dan organisasi kelompok-kelompok, institusi-institusi sosial dan masyarakat itu sendiri yang bersifat eksternal, keduanya saling berhubungan dan saling tergantung karena baik organisasi internal maupun yang eksternal muncul dari proses komunikasi simbol. Hal inilah yang membedakan organisasi sosial dalam dunia manusia dari bentuk-bentuk organisasi sosial dalam dunia binatang yang ditentukan secara biologis. Berulangkali menekankan proses dimana individu mengambil peran orang-orang lain (orang-orang lain tertentu dan generalized others) dan mengontrol prilaku mereka sendiri dalam cara yang sedemikian rupa sehingga cocok dengan kerangka yang ditentukan oleh defenisi-defenisi dan sikap-sikap bersama. Dengan munculnya intelegensi, manusia dapat membimbing arah revolusi sosial dengan sadar dan dapat mengembangkan visi-visi dan tujuan-tujuan untuk suatu masyarakat yang ideal di masa yang akan. 



2 komentar:

Cara berkomentar,
Jika Punya akun google atau akun yang tersedia, pilih salah satunya untuk login
tapi klo tidak mau repot, atau tidak punya pilih opsi name/Url. trus isi nama dan jika perlu URL kosong juga tidak apa-apa. trus masukkan komentar dan klik poskan komentar. sudah...... terima kasih atas komentar anda