Rabu, 14 November 2012

Menuju Garis Batas dengan Cinta tanpa Batas

Tetesan hujan ini kusadari begitu kompak. Mereka ternyata selama ini membuat ketenangan ditengah suara bisingnya. Sungguh kebisingan yang menenangkan. Membuat kita berselancar dalam ayal. Menelusuri masa depan yang yang penuh misteri dan masa lalu yang penuh penyesalan. Sing hari ini, Hujan kembali berhasil mengantarku dalam padang khayal. Namun berbeda dengan biasanya. Apa yang ada di benak ini, merupakan proyeksi akan semua yang akan kuhadi dalam sebulan di tapal batas negeri. Negeri yang kupijak penuh masa umurku. Aku akan menuju "Garis Batas".

Negeriku punya batas. Batas teritorial. Seperti apa tampang negeri ini di garis itu? Apakah seperti pizza yang lezat dibagian pinggirnya, atau seperti pinggiran roti tawar yang seringkali dibuang. Jawaban itu akan segera kutemuakn. Dan apapun jawaban itu, cinta pada negeri ini akan membuatnya lebih baik. biar negeriku punya batas. Namun "cinta itu Tanpa Batas". Akan banyak cinta yang kubawa. Mungkin seransel Atau carier tak bakalan muat. Cinta pada-Nya, cinta padanya, cinta pada kehidupan duniaku.

Harapku, tak ada ilalang yang layu disana. Kutahu negeriku subur. Lapar tak juga akan kutemui disana. Karena negeriku makmur. Sebatik, aku datang dengan pengharapan yang kujanjikan. Sambut aku dengan realitasmu.

3 komentar:

  1. wow keren..... tapi cerita ttg indahx kebersamaan keluarga baru qt yg jauh dr sanak mana???? oldes buat donk sbg bukti konkret atas kebersamaan kita disana, di tapal batas itu...........

    BalasHapus

Cara berkomentar,
Jika Punya akun google atau akun yang tersedia, pilih salah satunya untuk login
tapi klo tidak mau repot, atau tidak punya pilih opsi name/Url. trus isi nama dan jika perlu URL kosong juga tidak apa-apa. trus masukkan komentar dan klik poskan komentar. sudah...... terima kasih atas komentar anda