Senin, 29 Oktober 2012

Robert King Merton

Sebuah tradisi dalam pemikiran sosiologi yang lazim disebut dengan fungsionalisme structural,analisis fungsionalisme dan teori fungsionalisme,adapun konsep-konsep dan ide mendasar dari tokoh pengikut aliran fungsionalisme itu mengasumsikan bahwa seluruh struktur social atau setidaknya yang diprioritaskan ,menyumbang terhadap suatu integrasi dan adaftasi system yang berlaku.Eksistensi dan kelansungan struktur atau pola yang telah ada dijelaskan melalui konsekuensi-konsekuensi atau efek-efek yang keduanya diduga perlu dan bermanfaat terhadap permasalahan masyarakat. 

Oleh merton membedakannya atas fungsi manifes dan funsi laten .Oleh penganut fungsinalisme structural memnadang bahwa segala sesuatu dalam masyarakat serba fungsional dalam artian positif dan negatif,misalnya salah seorang penganut aliran ini mengatatakan kemiskinan saja fungsional dalam suatu system,hanya saja perlu dipertanyakan fungsional bagi siapa ?sebab bagi simiskin itu sendiri jelas disfungsional. 

Analiasa fungsional memberikan suatu kerangaka untuk melihat dilemma-dilema kebijaksanaan soial.meskipun fungsionalisme merupakan suatu persfektif yang abstrak dan sangat umum .Untuk pola prilaku tertentu apa saja yang sudah meluas ,apa konsekuensi social atau pengaruh umu terhadap system yang lebih luas dimana pola itu terdapat.Secara praktis setiap pola prilaku yang sesuai atau menyimpang ,setiap kebiasaan atau norma, setiap keputusan kebijaksanaan yang besar ,setiap nilai budaya dapat dianalisa dengan istilah-istilah atau kerangka fungsional.Artinya hal tersebut dapat dianalisa menurut konsekuensi-konsekuensi social umumnya. Konsekuensi-konsekuensi social ini sering dinilai apakah menyumbang pada kesejahteraan atau daya tahan masayarakat atau justru merusakkanya.Tujuan untuk menilai konsekuensi social dari prilaku individu sangat mendasar

MERTON DAN FUNGSIONALISME TARAF MENENGAH 

Merton adalah seorang ahli sosiologi terkemuika masa mini yang kritis terhadap gaya berteori Parsons yang abstrak dan agak muluk.Dia adalah salah seorang murid Parson yang pertam di Universitas Harvard dimana dia menerima ph Dpada tahun 1936.Sejak awal tahun 40 an dia bekerja di Universitas Columbia ,dia banyak bekerja sama dengan paul K.Lazarsfeld dalam sejumlah proyek peneliian empiris.Karya Merton mencerminkan suatu kepekaan yang lebih bear terhadap hubungan dinamis antara penelitian empiris dan proses berteori dari pada Parson,darisegi teori Merton sudah membuatanya menjadi terpandang sebagai seorang penganalisa fungsional terkemuka sosiologi masa kini.Merton mengembangkan teori taraf menengah teori yang terletak diantara hipotesa kerja yang bekembang semkain besar dalam gerak penelitian .Teori taraf menengah pada dasarnya digunakan untuk membimbing penelitian empiris. 

1. Strategi dasar dari analisa fungsional taraf menengah 

Pendekatan fungsional merupakan suatu strategi untuk analisa yang memberikan suatu bimbingan yang harus mampu berada dalam kesatuanya sendiri yang didukung oleh data empiris.Mungin pada akhirnya teori taraf menengah dapat diastukan dalam teori yanglebih luas namun apakah tteori taraf menengah dapat menghasilkan hipotesa-hipotesa prediktif yan dapat diuji secara empiris. 

Merton menekankan pada suatu tindakan yang berulang kali dan baku yang berhubungan dengan bertahannya suatu system social dimana tindakan itu berakar Merton tidak menaruh perhatian pada orientasi subyektif undividu yang terlibat dalam tindakan terebut melainkan pada konsekuensi-konsekuensi social obyeknya.Merton mencoba memaparkan satu contoh persyaratan dasar suatu masyrakat adalah para anggotany tetap ada dengan jalan reproduksi ,apabila anggota masyarakat memiliki anak blum menjamin akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.Motivasi mereka lebih bersifat pribadi seperti keinginan untuk menyatakan cinta,keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan social .Dalam memenuhi kegiatan keagamaan individu tidak didorong oleh suatu keinginan apapun untuk memenuhi fungsi latent pattern maintenance ataupun untuk meningkatkan solidaritas social sebaliknya motif-motif itu bersifat pribadi ,seperti memnuhi kewajiban agama,memperoleh keselamatan dan ketentraman jiwa atau menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang sudah mapan.Pembedaan antara motif dan fungsi atau konsekuensi social adalah seperti yang digambarkan olem Merton bahwa terdapatnya motif yang orientasinya subyektif mengarahkan kepada suatu tindakan yang lahirnya suatu konsekuensi-konsekuensi untuk suatu system social.Merton mengatakan tentang adanya pemedaan yang tajam antara fungsi manifes dan fungi laten. 

Merton memperingatkan bahwa analisa funsional tidak boleh mengasumsikan bahwa semua pola tindakan baku harus mempunyai konsekuensi yang menguntungkan system itu atau memenuhi prasyarat fungsional ,banyak tindakan dapat mempunyai konsekuensi yang disfungsional atau memperkecil penyesuaian terhadap system itu. 

Beberapa tipe tindakan bisa mempunyai konekuens-konsekuensi disfungsi ntuk jangka pendek dalam kasus lain mungkin ada suatu jarak waktu yang panjang sebelum konekuensi disfungsional itu menumpuk pada suatu titik dimana penyesuaian terhadap system itu dirusakkan contoh konsekuensi jangka pendek tindakan atau pengalaman yangmeningkatkan solidaritas dalam suatu kelmpoksegmental tertentu dalam suatu masyarakatsekaligus dapat meningkatkan ketegangan dan konflik dengan kelompok segmental lainnya. 

Adanya berbagai kepentingan yang saling bertentangan antar kelpmpok dan organisasi yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat kompleks serta kelangkaan sumber-sumber maka pola adaptasi yang fungsional untuk satu kelompok atau kelompok segmental dalam masyarakat mungkin disfungsional untuk yang lainnya misalanya penggunaan mesin pengganti buruh mungkin fungsional bagi pemakainya tapi disfungsional untuk kelas buru karena dapat meningkatkan pengangguran. 

Ahli teori fungsional dapat menunjukkan prasyarat-prasyarat fungsional tertentu hal ini tidak merupakan suatu dasar yang jelas bahwa prasyarat ini akan dipenuhi dengan cara tertentu apa saja.Hal ini menimbulkan konsep alternatif-alternatif fungsional ,struktur alternatif mungkin mampu mengisi prasayarat tertentu dengan sama efektifnya . 

Analisa fungsional tidak perlu harus terbatas pada penelitian mengenai mekanisme yang meningkatkan stabilitas atau mempertahankan struktur yang ada dari suatu system ,namun sebagian besar analisa fungsional parson dimaksudkan untuk menjelaskan stabilitas dan keteraturan social.Tetapi strategi yang lebih baik apakah konsekuensi-konsekuensi obyektif dari pola-pola tindakan tertentu atau struktur-struktur institusional menyumbang pada solidaritas atau merusakkannya. 

2. Disfungsi laten, masalah social,dan perubahan sosial 

Pembedaan antara konsekuensi fungsional dan disfungsional dapat digunakan dengan sangat efektif apabila digabungkan antara fungsi manifes dan fungsi laten.Selain fungsi manifes ada juga ada juga hasil sampingan yang tidak dimaksudkan yang bersifat disfungsional,baik terhadap system yang sama maupun terhadap system yang lainnya yang berhubungan dengan itu. 

Menerima konsekuensi disfungsional yang tidak terbayangkan dari pola yindakan social memperlihatkan suatu dimensi paradoks dalam kehidupan social yang lebih sering dihubungkan denga analisa dialektis daripada analisa fungsional,dimensi paradok ini merupakan kontradiksi antara maksud individu dan konsekuensi social obyektif tidak haya bersifat disfungsional tetapi benar-benar bertentangan dengan hasil yang dimaksud.Konsekuensi disfungsional seperti sering merupakan hasil kumpulan tindakan orang-orang pada suatu skala yang besar dalam masyarakat. 

Strategi yang umum mengenai analisa fungsional mengemukakan suatu pandangan mengenai proses social yang jauh lebih rumit daripada yang menekankan orientasi suyektif individu atau yang mengasumsikan bahwa struktur social yang ada dapat dijelaskan dengan memadai oleh sumbangannya pada pemenuhan persayaratan masyarakat.merton menyatakan bahwa sebagian besar analisa fungsional tidak berhasil melihat berbagai keberatan dan pembedaan yang terdapat dalam konsep fungsi laten, disfungsi, alternatif fungsional dan sebagainya. 

Merton menunjukkan tiga postulat yang berlaku khususnya dalam masyarakat yang kompleks yaitu: 

1. Postulat tentang kesatuan fungsional masyarakat.Intinya bahwa postulat ini merupakan asumsi berbagai struktur dan pola tidakan yang melembaga secara harmonis saling berhubungan dan menyumbang pada integrasi dan solidaritas serta persyaratan fungsional masyarakat itu secara keseluruhan. 

2. Postulat yang kedua adalah postulat fungsionalisme universal bahwa semua bentuk-bentuk social dan budaya mampunyai mempunyai fungsi positif. 

3. Postulat ketiga yang dikritik Merton adalah postulat keharusan bahwa struktur tertentu atau bentuk-bentuk institusional yang memenuhi suatu persayaratan fungsional harus ada . 

3. Contoh-contoh teori fungsional taraf menengah 

Merton memperlihatkan karyanya pada teori taraf menengah yang dipusatkan pada masalah khusus dan terbatas.Sebagian besar dari bukunya yang terkenal adalah social teori and social struktur berisikan serangkaian teori taraf menengah. 

1. Struktur social dan anatomi 

Merton beranggapan bahwa anatomi dan prilaku menyimpang dalam masyarakat di Amerika merupakan hasil dari ketegangan-ketegangan tertentu dalam struktur social.Khususnya da ketidaksesuaian untuk kelompok-kelompok populasi tertentu antara tujuan-tujuan materil dan okupasional yang ditekankan oleh kebudayaan Amerika. Ketidaksesuaian antara tujuan dan alat adalah disfungsional untuk kelompok populasi –populasi itu dimana ketidaksesuaian terdapat, dan konsekuensi ketidaksesuaian itu sering merupakan bentuk prilaku menyimpang. Apakah prilaku itu disfungsional untuk masyarakat?Teori Merton sering digunakan dalam hubungan dengan usaha mengasumsikan bahwa penyimpangan itu disfungsional untuk masyarakat namun beberapa bentuk penyimpanagan seperti penemuan produk baru atau cara memberikan jenis pelayanan baru mungkin fungsional untuk masayarakat. 

2. Kepribadian Birokratis 

Merton mengemukakan bahwa satu konsekuensi disfungsional dari kepercayaan yang terlampau besar terhadapa peraturan adalah bahwa kaum birokrat itu akhirnya melihat kepatuhan terhadap peraturan sebagai tujuan dan akibatnya mereka tidak mampu untuk menjawab tantangan situasi baru secara fleksibel.Dalam beberapa hal akibat ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan peraturan agar cocok dengan situasi baru adalah pencapaian tujuan utama dari organisasi,karena itu disini ada satu situasi disfungsional terhadap system yang sama yang tergantung pada tipe situasi yang sedang dihadapi . Namun sering para anggota suatu organisasi birokrasi merasa tersiksa karena kelakuan birokratis. 

3. Teori Kelompok Referens 

Karya Merton yang khas dari kelompok referens adalah pembedaan konseptual yang dibuatnya antara kelompok keanggotaan dan kelompok referens.kelompok referens adalah kelompok dimana dia adalah annggotanya,orang seperti itu cenderung untuk memenuhi norma kelompok itu dan menggunakan standar kelompok sebagai dasar penilaian diri. 

1 komentar:

Cara berkomentar,
Jika Punya akun google atau akun yang tersedia, pilih salah satunya untuk login
tapi klo tidak mau repot, atau tidak punya pilih opsi name/Url. trus isi nama dan jika perlu URL kosong juga tidak apa-apa. trus masukkan komentar dan klik poskan komentar. sudah...... terima kasih atas komentar anda